Kamis, 29 Desember 2011

Proposal Skripsi Qinan Asli


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Allah Swt. menciptakan manusia untuk menjadi pemimpin di dunia dengan dilengkapi segenap organ tubuh dan kesempurnaan, yaitu: akal, emosi, hawa nafsu dan kelengkapan lainnya. Berbagai kelengkapan tubuh itu yang menjadikan manusia lebih mulia dari mahluk Allah Swt. lainnya apabila manusia mampu memfungsikan segala potensi sesuai dengan proporsinya. Namun apabila manusia menyalah gunakan kelengkapan dan potensi yang diberikan Allah Swt. itu manusia dapat menjadi mahluk yang rendah dan bahkan lebuh rendah dari binatang sekalipun.
Potensi yang ada pada manusia, selayaknya difungsikan dan ditumbuh kembangkan sesuai dengan proporsinya, manusia akan mampu menjalankan fungsi kepemimpinannya apabila membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Alaq ayat 1-5 :
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
Artinya :  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa  yang tidak diketahuinya. (Depag. RI., 2005: 597).
Dari nash tersebut dapat dipahami bahwa Agama Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan pentingnya pendidikan yang menekankan perlunya orang belajar membaca dan menulis serta belajar ilmu pengetahuan.
Dengan berbekal ilmu pengetahuan manusia akan mendapat derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia baik menurut pandangan Allah Swt. maupun manusia, dan hal imi dapat diperoleh cara beriman kepada Allah Swt. dan memperbanyak serta memperluas ilmu pengetahuan. Allah Swt. dalam firman-Nya mengungkapkan bahwa Allah Swt. akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Firman Allah Swt. dalam surah Al-Mujaadalah ayat 11 yaitu :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz .
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majlis-majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakaan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Depag RI., 2005: 543).
Mendidik merupakan suatu pekerjaan yang mencakup banyak hal, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman atau kepercayaan, semua ditangani oleh pendidik. Berarti mendidik bermaksud membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Mendidik adalah membudayakan manusia. (Made Pidarta, 2000: 2). Sedangkan pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek teori pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). (Masnur Muslich, 2011:29).
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab III pasal 8 ayat 2a Keppres RI nomor 34 tahun 1999 (1999:8) “kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan diluar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan dialam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak.”
Gerakan Pramuka sebagai salah satu organisasi pendidikan luar sekolah maupun Perguruan Tinggi yang mampu membina, mengembangkan dan mencetak generasi-generasi andalan yang tangguh, pantang menyerah, kreatif, mandiri, disiplin dan mempunyai tanggung jawab terhadap keberlangsungan tatanan kehidupan yang utuh sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila.
Kegiatan pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif. Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan sistem among. Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antar manusia. Sistem among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan:
a.    Di depan menjadi teladan;
b.    Di tengah membangun kemauan; dan
c.    Di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.
Hal ini sesuai dengan konsep yang di ajarkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam bahasa Jawa, yaitu; Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Artinya adalah jika pendidik sedang berada di depan maka hendaklah memberikan contoh teladan yang baik terhadap siswa didiknya, jika berada di tengah-tengah siswa didiknya, hendaklah ia dapat mendorong kemauan atau kehendak mereka, membangkitkan hasrat mereka untuk berinisiatif dan bertindak, dan jika berada di belakang mereka, hendaklah pendidik dapat melihat, menemukan, dan memahami bakat atau potensi-potensi yang timbul dan terlihat pada siswa didik, untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan memberikan motivasi atau dorongan ke arah pertumbuhan yang sewajarnya dari potensi-potensi tersebut. (Ngalim Purwanto, 2002: 62-63)
Gerakan Pramuka, merupakan sala satu kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki visi, misi, arah, tujan dan strategi yang jelas. Jenis kegiatan pengembangan pada setiap satuan sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi jelas tertuang dalam Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang lebih baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
Sedang oleh Kwarnas Gerakan Pramuka (1999:25) dalam Anggaran Dasarnya fungsi Gerakan Pramuka yaitu: Gerakan Pramuka berfungsi  sebagai lembaga pendidikan diluar sekolah dan diluar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta sistem among, yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.
Dari penjelasan di atas pendidikan kepramukaan merupakan pendidikan diluar sekolah dan diluar keluarga. Namun demikian dalam pelaksanaanya kepramukaan merupakan penunjang bagi pendidikan sekolah maupun pendidikan keluarga. Seperti misalnya kedisiplinan, ketrampilan, persaudaraan dan sikap bakti kepada masyarakat dan proses pembentukan watak.
Pendidikan itu tidak selalu berasal dari pendidikan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi, tetapi juga pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang ini masih tetap memikul Peranan multidimensi. Pendidikan berPeranan bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetap lebih luas lagi sebagai pembudayaan seperti pembentukan karakter dan watak bangsa.
Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur. Guru harus mampu memberikan penghargaan kepada yang berprestasi dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuh suburkan nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter dengan menerapkan kandungan nilai-nilai luhur Pancasila  ke dalam setiap pelajaran yang ada di samping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter, seperti pelajaran Agama, Sejarah, Moral Pancasila dan kebudayaan asli bangsa Indonesia. Di sekolah juga ada ektrakurikuler yang bisa menjadi wadah pengembangan karakter.
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.
Menurut pasal 4 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (1999:6) Gerakan Pramuka bertujuan untuk mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi:
1)      Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti yang luhur yang :
a)  Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral;
b)  Tinggi kecerdasan dan tinggi mutu ketrampilannya;
c)  Kuat dan sehat jasmaninya.
2)     Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan Bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sasama hidup dan alam lingkungan, baik lokal maupun internasional. 

Sedangkan dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (1999:25) salah satu tujuan gerakan pramuka disebutkan:
Pendidikan dalam kepramukaan dimaksudkan dan diartikan secara luas sebagai  suatu proses  pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan sumber daya manusia/ potensi peserta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, yang sasarannya menjadikan mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Gerakan Pramuka melalui proses pendidikan kepramukaan bertujuan untuk mewujudkan warga Negara Republik Indonesia yang ber-Pancasila, berwatak luhur, cerdas, terampil, mandiri, bertanggung jawab, kuat, sehat jasmani dan rohaninya serta mampu menyelenggarakan pembangunan Bangsa dan Negara.
Adalah suatu cara untuk memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan. Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi individu maupun sebagai anggota masyarakat maka dibutuhkan suatu Metoda /ketentuan khusus yang kita sebut Metode Kepramukaan.
Oleh karena itu dalam melakssiswaan kegiatannya anggota pramuka dituntut untuk selalu menggunakan metode yang dikenal dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang penggunaannya disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan siswa, keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara, sehingga dalam masa pembangunan seperti sekarang ini gerakan pramuka harus berusaha untuk ikut serta secara aktif melakssiswaan pembangunan nasional sesuai dengan kemampuan gerakan pramuka dan anggotanya dengan tetap berpegang pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
Metode kepramukaan merupakan salah cara belajar interaktif progresif, melalui:
a.       Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
b.      Belajar sambil melakukan.
c.       Sistem berkelompok.
d.      Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan anggota dewasa muda.
e.       Kegiatan di alam terbuka.
f.       Sistem tanda kecakapan.
g.      Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri.
h.      Kiasan Dasar. (Andri BOB Sunardi, 2006:62)

Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan yang keterkaitanya keduanya terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan Pramuka. PDK (Prinsip Dasar Kepramukaan) dan MK (Metode Kepramukaan) harus dilaksanakan secara terpadu, keduanya harus berjalan seimbang dan saling melengkapi. Setiap unsur pada Metode Kepramukaan merupakan subsistem tersendiri yang memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan.
Kegiatan kepramukaan dapat berhasil menciptakan peserta didik yang berkarakter jika pada proses pendidikannya tidak hanya mengembangan teknik kepramukaan (tekpram) semata, tetapi juga dikembangkan kemampuan, keterampilan dan sikap berorganisasi. Dalam organisasi akan diterapkan prinsip-prinsip manajemen atau pengelolaan organisasi seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan/penggerakan (actuacting) dan fungsi pengawasan (controlling). Di samping itu, organisasi juga merupakan sebuah alat atau media kontrol sosial bagi sekolah atau pihak lainnya utuk mengamati sekaligus memantau perkembangan siswa. Pihak sekolah akan dengan mudah memantau perkembangan siswa melalui organisasi artinya, cukup dengan mengelola organisasi maka sejumlah siswa yang menjadi anggota dalam organisasi tersebut dapat dikelola.
Berdasarkan pada uraian diatas, dirasa perlu untuk mengungkapkan teori-teori tersebut diatas berdasarkan kenyataaan yang terjadi dilapangan. Oleh sebab itulah perlu dilakukan sebuah penelitian tentang; “Peranan Pramuka Dalam Mewujudkan Pendidikan Berkarakter Cerdas Pada Siswa Di MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2011-2012” secara ilmiah.
Adapun alasan penulis memilih judul di atas sebagai berikut:
  1. Penulis merasa tertarik dengan judul diatas.
  2. Penelitian tentang; “Peranan Pramuka Dalam Mewujudkan Pendidikan Berkarakter Cerdas Pada Siswa Di MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2011-2012” secara ilmiah, sepengetahuan penulis belum pernah diteliti.
  3. Dari segi pertimbangan dana, waktu dan tenaga serta lokasi penelitian masih terjangkau oleh penulis.

B.     Identifikasi Masalah

a)  Seberapa besar Peranan Pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas.
b) Apabila salah seorang siswa anggota Pramuka berkarakter cerdas, apakah merupakan dampak dari keanggotaannya di Pramuka.
c)  Apabila siswa tidak berkarakter cerdas, apakah karena tidak menjadi anggota Pramuka.
d) Apakah setiap siswa yang berkarakter cerdas adalah seorang siswa anggota Pramuka.

C.    Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya waktu, tenaga dan kemampuan penulis yang tidak mungkin dapat melakukan pada semua jenjang sekolah, maka masalah penelitian dibatasi hanya pada siswa MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2011-2012 yang tercatat sebagai anggota aktif dalam Kepramukaan yaitu tentang;  “Peranan Pramuka Dalam Mewujudkan Pendidikan Berkarakter Cerdas Pada Siswa Di MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2011-2012”.
D.    Perumusan Masalah
Agar permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini jelas dan terarah maka perlu adanya perumusan masalah, yaitu: Apakah ada Perananan Pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas. Untuk lebih jelasnya perumusan masalah sebagai berikut :
a)  Seberapa besar Peranan Pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas?
b) Apabila salah seorang siswa anggota Pramuka berkaraakter cerdas, apakah merupakan dampak dari keanggotaannya di Pramuka?
c)  Apabila siswa tidak berkarakter cerdas, apakah karena tidak menjadi anggota Pramuka?

E.     Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini :
a.     Untuk mengetahui tentang adanya Peranan Pramuka Dalam Mewujudkan Pendidikan Berkarakter Cerdas Pada Siswa Di MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2011-2012.
b.    Untuk mengetahui seberapa besar Peranan Pramuka Dalam Mewujudkan Pendidikan Berkarakter Cerdas Pada Siswa Di MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2011-2012.

F.     Manfaat Penelitian

a.     Memberikan informasi tentang Peranan Pramuka Dalam Mewujudkan Pendidikan Berkarakter Cerdas Pada Siswa Di MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2011-2012.
b.    Bagi Guru/Pembina Pramuka, sebagai sarana untuk mengambil inisiatif dalam rangka penyempurnaan program proses belajar mengajar sehingga antara guru/pembina sebagai pendidik di sekolah dan siswa sebagai pihak yang perlu dididik bisa saling melengkapi dan bekerja sama dengan baik, sehingga pendidikan berkarakter cerdas dapat terlakssiswaan dan selalu meningkat.
c.    Bagi Instansi, Sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat dan memberikan/menambah sarana dan prasarana dalam rangka memberikan gairah dalam proses kependidikan, terutama dalam kepramukaan guna meningkatkan karakter siswa yang cerdas, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.
d.    Sebagai bahan informasi bagi para peneliti yang akan mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
e.    Bagi peneliti sendiri, sebagai ajang latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan menanbah wawasan serta untuk mendalami, sebagai calon pendidik dan pengajar.

G.    Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari; Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KONSEP OPERASIONAL
Bab ini terdiri dari; Pengertian Peranan, Pengertian Pramuka, Pengertian Pendidikan Karakter, dan Konsep Operasional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari; Waktu dan Tempat, Subjek dan Objek, Sumber Data, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data, dan Teknik Analisa Data.
BAB IV PENYAJIAN HASIL DATA PENELITIAN
Bab ini terdiri dari; Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Annur, Keadaan Guru, Siswa, Sarana dan Prasarana, Analisa Data.
BAB V PENUTUP
            Bab ini terdiri dari; Kesimpulan, Saran-saran, dan Lampiran.
DAFTAR KEPUSTAKAAN





BAB II
A.    KERANGKA TEORITIS
Untuk lebih mendasarnya penelitian ini, maka penulis mengadakan peninjauan terhadap konsep-konsep yang meluas tentang Peranan pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas, sebagai pendukung penelitian ini sehingga dapat terarah dan tepat pada sasarannya.
1.      Pengertian Peranan
Peran atau peranan dalam ilmu sosiologi, antropologi, dan psikologi istilah peran diambil dari dunia teater. Secara umum peran adalah serangkaian rumusan yang dibatasi perilaku yang diterapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
Menurut Desy Anwar (2003:320) Peranan adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pemimpin yang terutama dalam terjadinya hal atau peristiwa.
Menurut Levinson dalam Soerjono (2006:24) mengemukakan peranan mencakup tiga hal, yaitu:
a.       Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b.      Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi.
c.       Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Dengan demikian peranan dapat dikatakan sebagai suatu usaha andil atau ikutserta yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi dalam mencapai sebuah tujuan. Sebagaimana dalam hal ini peranan dari organisasi gerakan pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas artinya usaha keikutsertaan  yang dilakukan oleh gerakan pramuka dalam membantu meringankan beban lembaga pendidikan untuk mewujudkan sebuah pendidikan yang berkarakter.
2.      Pengertian Pramuka
Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka BAB I pasal 1 ayat 1 Keppres RI nomor 34 tahun 1999 (1999:5) dikatakan bahwa Pramuka adalah sebuah organisasi yang bernama gerakan pramuka yaitu gerakan kepanduan praja muda karana.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab III pasal 8 ayat 2a Keppres RI nomor 34 tahun 1999 (1999:8) “kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan diluar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan dialam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak.”
Dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka BAB I pasal 1 ayat 1 Keputusan Ketua Kwarnas RI nomor 107 tahun 1999 (1999:23) dikatakan bahwa pramuka sebagai gerakan kepanduan  praja muda karana adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa.
Menurut Lord Baden Powell sebagai bapak pramuka sedunia mengatakan: “Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, mengadakan pengembraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkan”. (Andri BOB Sunardi, 2006:3)
Dalam buku Panduan Kegiatan Ekstra Kurikuler Pendidikan Agama Islam (2005:45), Departemen Agama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kegiatan kepramukaan adalah kegiatan ekstra kurikuler yang ditujukan untuk melatih dan mendidik siswa melalui berbagai bentuk latihan yang berorientasi pada ketahanan hidup (survival of life), pembentukan kepribadian yang luhur, jiwa sosial dan solidaritas kemanusiaan; baik dalam kecakapan hidup (life skill) secara individu maupun kecakapan kolektif yang diwujudkan dengan kedisiplinan terhadap aturan-aturan bersama.
Dalam praktiknya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan melalui sebuah wadah organisasi yang diberi nama Pramuka. Melalui organisasi ini, siswa dilatih untuk melakukan penjelajahan, mengasah keterampilan dalam menyelesaikan persoalan hidup yang kompleks, menaklukkan rintangan dan tantangan alam, peduli terhadap sosial dan lingkungannya, serta mengorganisir tim dan juga melakukan aksi-aksi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kepramukaan adalah suatu permainan yang mengandung nilai-nilai pedagogis. Banyak para pembina yang telah mulai melupakan hal paling mendasar dalam pendidikan kepramukaan, yaitu pembinaan faktor mental (karakter) sebagai salah satu faktor yang harus dan sangat diperhatikan. Karena dengan pembangunan karakter (Character Building), Gerakan Pramuka dapat memberikan sumbangan positif terhadap Negara dengan penyemaian benih-benih unggul calon pemimpin yang patriotis.
3.      Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Dharma Kesuma (2011:4) pendidikan karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku siswa secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.
Pengertian diatas mengandung makna:

                         a.      Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan   pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;

                        b.      Pendidikan karakter diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku siswa secara utuh. Asumsinya siswa merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan;

                         c.      Dalam pendidikan karakter dilakukan penguatan dan pengembangan perilaku yang didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah sebagai lembaga pendidikan.

Ratna Megawangi (2004) berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah merupakan sebuah usaha untuk mendidik para siswa agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. (Dharma Kesuma, 2011:5)
Menurut Fakry Gaffar (2010) pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut.  (Dharma Kesuma, 2011:5)
Sedangkan menurut Masnur Muslich pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek teori pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). (Masnur Muslich, 2011:29).
Dengan disajikannya beberapa teori tentang pendidikan karakter diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengedepankan pertumbuhan serta perkembangan potensi siswa yang pada akhirnya akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan dan mengemban amanah sebagai khalifah di bumi.
Kemampuan yang perlu ditumbuhkembangkan pada diri siswa adalah kemampuan dalam mengabdi kepada Tuhan yang telah menciptakannya, kemampuan untuk menjadi dirinya sendiri, kemampuan untuk hidup secara harmonis dengan manusia dan makhluk lainnya, serta kemampuan untuk menjadikan dunia ini sebagai wahana kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
B.     KONSEP OPERASIONAL
Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan gerakan pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas bagi siswa di MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar.
Peranan gerakan pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut:
a.       Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
c.       Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk menjadi patriot yang sopan dan ksatria.
d.      Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk patuh dan suka bermusyawarah.
e.       Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk rela menolong dan tabah.
f.       Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk rajin, trampil, dan gembira.
g.      Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk hemat, cermat, dan bersahaja.
h.      Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk disiplin, berani, dan setia.
i.        Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
j.        Gerakan pramuka mendidik setiap anggotanya untuk suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Berdasarkan indikator-indikator diatas untuk mengukur ada dan tidaknya peranan gerakan pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas di MTs. Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, akan dikategorikan menjadi 4 yakni, Sangat Berperan, Cukup Berperan, Kurang Berperan, dan Tidak Berperan. Adapun ketentuan alternative Sangat Berperan apabila telah mencapai 79%-100%, Cukup Berperan apabila mencapai 56%-78%, Kurang Berperan apabila mencapai 40%-55%, dan Tidak Berperan apabila hanya mencapai 40% kebawah. (Suharsimi Arikunto, 1998:206).













BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Penelitian ini penulis lakukan dimulai bulan Desember 2011 dan untuk kelanjutannya setelah proposal ini disetujui.
B.     Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Tsanawiyah Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar yang aktif dalam keanggotaan gerakan pramuka berjumlah 35 siswa terdiri dari 12 putra dan 23 putri mulai dari kelas VII sampai kelas IX, dan objek penelitiannya adalah peranan pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas di Madrasah Tsanawiyah Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar.
C.    Sumber Data
1.      Data sekunder, diambil dari buku raport siswa yang aktif dalam organisasi gerakan pramuka dari kelas VII sampai kelas IX di Madrasah Tsanawiyah Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar.
2.      Data primer, yaitu data yang diambil dari responden yang berhubungan langsung dengan penelitian ini.
D.    Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang aktif dalam organisasi gerakan pramuka di Madrasah Tsanawiyah Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar yang berjumlah 35 siswa. Mengingat populasinya terjangkau maka penulis menggunakan penelitian populasi.

E.     Teknik Pengumpulan Data
Pengumpula data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:
1.      Observasi
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung secara sistematika kepada guru dan siswa yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam organisasi gerakan pramuka. Observasi ini dilakukan secara intensif selama penelitian berlangsung di Madrasah Tsanawiyah Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, dengan tujuan untuk memperoleh data konkret yang diperlukan dalam penelitian ini.
2.      Wawancara
Pengumpulan data dengan teknik wawancara yaitu penulis mengadakan tanya jawab langsung dengan para guru yang sekaligus menjadi pelatih atau pembina dalam organisasi gerakan pramuka di Madrasah Tsanawiyah Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar guna mendapatkan informasi tentang objek penelitian ini.
3.      Angket
Angket dalam penelitian ini diberikan langsung kepada siswa yang aktif dalam organisasi gerakan pramuka dengan cara dibagikan langsung oleh penulis kepada siswa dalam bentuk pertanyaan dan dijawab langsung oleh siswa guna memperoleh data yang belum terjaring dalam observasi dan wawancara.
F.     Teknik Pengolahan Data
Mengingat penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, maka data yang dikumpulkan dikelompokkan menjadi dua bagian:
1.      Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari angka-angka, kemudian disajikan dalam bentuk table.
2.      Data kualitatif, yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dijabarkan dengan bentuk narasi.
Setelah data terkumpul, maka semua data kualitatif dijadikan kuantitatif dengan memberikan angka-angka standar yang selanjutnya data ini diolah secara persentase. (Suharsimi Arikunto, 1998:207)
G.    Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Apabila datanya terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data primer dan data skunder, terhadap data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Selanjutnya, data yang bersifat kuantitatif yang diwujudkan dengan angka-angka, hasil penghitungan atau pengukuran yang dapat diperoleh dengan cara dijumlahkan, dibndingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentasenya. Data yang telah dipisahkan menurut kelompok kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif dengan persentase menggunakan ukuran sebagai berikut:
Peranan Pramuka dalam mewujudkan pendidikan berkarakter cerdas di Madrasah Tsanawiyah Annur Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, sebagai berikut:
a.       Sangat Berperan jika 79%-100%
b.      Cukup Berperan jika 56%-78%
c.       Kurang Berperan jika 40%-55%
d.     
P=
 
Tidak Berperan jika kurang dari 40%
Rumus:
(Suharsimi Arikunto, 1998:207)


DAFTAR KEPUSTAKAAN


Andri BOB Sunardi, Boyman (Ragam Latih Pramuka), Edisi Khusus, Cet. Keempat, Nuansa Muda, Bandung, 2006.
Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana, Pendidikan Karakter (Kajian Teoritis dan Praktik di Sekolah), Cet. Pertama, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2011. 
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Edisi Revisi Terjemah, PT. Syaamil Cipta Media, 2005.
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstra Kurikuler Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2005
Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cet. I, Amelia, Surabaya, 2003.
Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwarnas Nasional Gerakan Pramuka, Jakarta, 1999.
Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Cet. Petama, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000.
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter, Cetakan Pertama, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2011.
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Edisi Kedua, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998.